memasuki materi pembelajaran pada soal ini kita akan disugukan dengan soal soal mulai paling gampang sampai susah. soal pada kunci jawaban ini berasal dari simplenews.me. yang mana sudah tersedia kunci jawaban mulai dari tingkat sd, smp dan SMA serta mata pelajaran ipa, ips, matematika, biologi, sejarah, fisika, kimia daan lainya dengan lengkap dan pembahasan soalnya.
alangkah baiknya siswa mencoba menjawab dan dipandu orangtua dalam pengisian soalnya. apabila merasa kesulitan kunci jawaban ini bisa jadi bahan acuan dan panduan dalam pengisian.
untuk lebih lengkapnya mari kita lihat penjelasan materinya dibawah ini. siswa sudah siap untuk segera mengisi soalnya dan selalu semangat untuk mendapatkan nilai bagus dari bapak/ibu guru disekolah.
PERTANYAAN :
Bacalah cerita berikut!
Aladin dan Lampu Wasiat
Dahulu kala di kota Persia, seorang ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin. Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Laki-laki itu mengakui Aladin sebagai keponakannya kemudian mengajak Aladin pergi ke luar kota dengan seizin ibu Aladin.
Jalan yang ditempuh sangat jauh. Aladin mengeluh kecapekan kepada pamannya, tetapi ia malah dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar. Kalau Aladin menolak, dia akan dibunuhnya.
Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya melainkan seorang penyihir. Penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar dan mulai mengucapkan mantera. Tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.
Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. “Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik di dasar gua itu,” seru si penyihir.
“Tidak, aku takut turun ke sana,” jawab Aladin.
Penyihir itu kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. “lni adalah cincin ajaib. Cincin ini akan melindungimu,” kata si penyihir.
Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan perasaan takut. Setelah sampai di dasar, ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah permata dan lampu yang ada di sana dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi pintu lubang sudah tertutup sebagian.
“Cepat berikan lampunya!” seru penyihir.
“Tidak! Lampu ini akan kuberikan setelah aku keluar,” jawab Aladin.
Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar dan akhirnya pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di dalam lubang bawah tanah.
Aladin menjadi sedih dan duduk termenung. “Aku lapar, Aku ingin bertemu ibu. Tuhan, tolonglah aku!” . ucap Aladin.
Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba sekelilingnya menjadi merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat ketakutan.
“Maafkan saya karena telah mengagetkan Tuan,” saya adalah peri cincin kata raksasa itu.
“Oh, kalau begitu bawalah aku pulang ke rumah,” jawab Aladin.
“Baik Tuan, naiklah ke punggungku, kita akan segera pergi dari sini,” ujar peri cincin.
Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan rumahnya.
“Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan,” kata peri cincin itu.
Aladin menceritakan semua hal yang dialaminya kepada ibunya. “Mengapa penyihir itu menginginkan lampu kotor ini ya?” kata l bu sambil menggosok membersihkan lampu itu.
“Syut!” Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu.
“Sebutkanlah perintah Nyonya,” kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini memberi perintah, “Kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami!”
Dalam waktu singkat peri Lampu membawa makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. “Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja saya dengan menggosok lampu itu,” kata si peri lampu.
Demikian hari, bulan, tahunpun berganti. Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya kepada ibunya untuk memperistri putri raja.
“Tenang, Aladin, ibu akan mengusahakannya,” lbu pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin.
“Baginda, ini adalah hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku,” kata ibunya. Raja pun amat senang.
“Wah, anakmu pasti seorang pangeran yang tampan. Besok aku akan datang ke istana kalian dengan membawa serta putriku,” balas sang raja.
Setelah tiba di rumah, ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang dengan istana megah di punggungnya.
”Tuan, ini lstananya,” ucap peri lampu.
Esok hari sang Raja dan putrinya datang berkunjung ke istana Aladin yang sangat megah.
“Maukah engkau menjadikan anakku sebagai istrimu?” tanya sang raja.
Aladin sangat gembira mendengarnya. Mereka berdua lalu melaksanakan pesta pernikahan.
Nun jauh di sana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya. Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan istana Aladin. Ia berteriak-teriak, “Tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru!”
Sang permaisuri melihat lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya, termasuk istri Aladin ke rumahnya.
Ketika Aladin pulang dari berkelil ing, ia sangat terkejut. Ia lalu memanggil peri cincin dan bertanya kepadanya apa yang telah terjadi.
“Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku,” seru Aladin.
“Maaf, Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu,” ujar peri cincin.
“Baik kalau begitu aku yang akan mengambilnya. Tolong antarkan aku ke sana,” seru Aladin.
Sesampainya di istana, Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung.
“Penyihir itu sedang tidur karena kebanyakan minum anggur,” ujar sang Putri.
“Baik, jangan khawatir, aku akan mengambil kembali lampu ajaib itu. Kita nanti akan menang,” jawab Aladin.
Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari kantungnya. Aladin kemudian mengambil dan segera menggosoknya.
“Singkirkan penjahat ini,” seru Aladin kepada peri lampu.
Penyihir terbangun lalu menyerang Aladin, tetapi peri lampu langsung membanting penyihir itu hingga tewas.
“Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan istana ini kembali ke Persia.”
Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.
(Sumber: http://dongengria.blogspot.eo.id/ dengan pengubahan)